Pembuatan PDA
Mikroorganisme yang
ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan
dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan.
Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging,
air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Alat yang akan digunakan
dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk
membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida
alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Tujuan praktikum ini
adalah agar dapat melakukan pembuatan media serta cara mensterilisasikan suatu
alat atau bahan.
Memformulasikan suatu
medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika.
Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari
alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC
dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo, 1993). Menurut
Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan
melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup
memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik
diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel
beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler
(Lim, 199. Bakteri dalam medium juga memerlukan
makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada
permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya
jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1
ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap
milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri
terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap
bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri
selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri
tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae
yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk
pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam
pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak
cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada
kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk
menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu
tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro,
1994).
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan
direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar
untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan
pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah
disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan
berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami
bakteri (Schegel, 1993).
Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5
g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum
proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi
agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat
tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang
digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang
digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal
bagi mikroba (Schlegel, 1993).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan
sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan
disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan
tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven
dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan
adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya
dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti
pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang
lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Autoklaf digunakan
sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk
sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi
botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer
menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium
yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium
harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai.
Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan
steril (Dwidjoseputro, 1994).
*lebih lengkapnya see
in:
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd
Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H. 1993. General
Microbiologi seventh edition. Cambrige
University Press, USA.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas
Sinar Sinanti, Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar