KEBIJAKAN
DAN PENGELOLAAN HUTAN
Kebijakan kehutanan
yaitu suatu rumusan tindakan yang disepakati dalam mencapai tujuan/kepentingan
tertentu yang memberikan pengaruh atau akibat penting bagi sejumlah besar masyarakat dan
sumber daya hutan (Ellefson, 1992 dalam Fraser, 2002).
Setiap kebijakan akan
menghasilkan suatu program. Lalu akan ada suatu aktivitas untuk mewujudkan
program tersebut. Aktivitas tersebut harus mempunyai sinkronisasi dengan
programnya.
Ada beberapa unsur yang
harus tercakup dalam kebijakan kehutanan, yaitu:
1. Arahan
2. Kesepakatan
3. Konsekwensi
4. Analisis
pengaruh nyata
5. Kasus-kasus
yang banyak
6. Apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
Ada
beberapa issue penting yang seharusnya masuk dalam kebijakan kehutanan, yaitu
mengenai penyerapan karbon, potensi dan prospek obat-obatan alami dari hutan
serta hak kepemilikannya, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pengurusan
kehutanan, dan penilaian sumberdaya yang dikandung dalam hutan.
Dalam
kebijakan kehutanan, ada beberapa kebijakan yang berpengaruh, yaitu:
1. Kebijakan
fiscal
Berkaitan dengan pemenuhan anggaran
untuk pembangunan Negara (local dan nasional) baik untuk penerimaan maupun
belanja Negara.
2. Kebijakan
kehutanan nasional
Kebijakan kehutanan yang lengkap mengandung
dua dimensi pokok, yaitu target yang ingin dcapai dan proses atau cara untuk
mencapainya.
3. Kebijakan
pengelolaan sumberdaya hutan
Berkaitan dengan pengalokasian
hutan secara nasional untuk menghasilkan (suplay) berbagai manfaat untuk
memenuhi kebutuhan (demand).
4. Kebijakan
konservasi
5. Kebijakan
energy
6. Kebijkan
pemerataan kesejahteraan.
Kepentingan
yang mendasari kebijakan kehutanan harus merupakan campuran yang seimbang
antara kepentingan sistem ekologi, ekonomi, dan sosial.
Kebijakan kehutanan sangat dipengaruhi
oleh tiga anggapan dasar mengenai hubungna manusia dengan alam, yaitu :
·
Manusia mendominasi alam
·
Manusia hidup bersama alam
·
Alam mendominasi manusia
KONSUMSI,
PERMINTAAN, DAN PENAWARAN PRODUK DAN JASA HUTAN
1. Konsumsi Produk dan Jasa Hutan
Ada enam kelompok produk dan jasa hutan, yaitu kayu,
flora, fauna, air, rekreasi, dan fungsi lindung.
Ekonomi kehutanan
brhadapan dengan dua jenis permintaan, yaitu :
·
Permintaan langsung (Direct Demand) oleh
konsumen akhir (Consumer’s Goods). Permintaan ini relatif sedikit untuk ekonomi
kehutanan. Misal : Hutan wisata.
·
Permintaan tidak langsung/turunan
(Derived Demand) oleh produsen perantara (Producer’s Goods). Permintaan ini
relatif banyak untuk ekonomi kehutanan. Contoh : produksi kayu.
Konsumsi terbesar untuk
beberpa produk dan jasa hutan, yaitu:
Ã
Konsumsi kayu terbesar adalah pada
produk kayu olahan, seperti mebeul dan bangunan rumah (83,6%)
Ã
Konsumsi produk papan terbesar adalah
pada penggunaan papan untuk bahan bangunan (73%)
Ã
Konsumsi air dari mata air, sungai, dan
danau terbesar adalah pada irigasi (52%)
Ã
Konsumsi produk pulp terbesar adalah
pada penggunaan pulp untuk bahan baku kertas tulis (60%)
Ã
Konsumsi air untuk industri terbesar
adalah pada industri logam (32%)
Ã
Konsumsi jasa rekreasi hutan terbesar
adalah pada rekreasi umum menikmati pemnadangan hutan (27%)
2. Permintaan Konsumen terhadap Produk
Hasil Hutan
Permintaan
konsumen dipengaruhi oleh harga produk yang bersangkutan, pendapatan individu
konsumen, selera konsumen, jumlah konsumen potensial, haraga barang substitusi,
harga mbarang komplementer. Lima factor lain, yaitu : daya tahan barang yang
bersangkutan, kekayaan konsumen, distribusi pendapatan, perubahan suku bunga
dan kondisi keuangan, dan perubahan teknologi.
Kurva
Permintaan
Slope/kemiringannya negatif, dimana semakin murah harga barang/jasa,
maka jumlah barang/jasa yang dibeli akan semakin banyak, begitupun sebaliknya.
Elastisitas
Permintaan
Elastisitas adalah ukuran sensitivitas
jumlah barang/jasa yang dibeli terhadap perubahan harga. Ed = %DQ/Q
%DP/P

1.
Elastisitas unit
Ed=1,
total penerimaan dengan adanya perubahan harga adalah sama
2.
In-Elastis
Ed<1,
Jika harga naik maka harga naik, begitupun sebaliknya.
3.
Elastis
Ed>1,
Jika harga turun maka penerimaan naik, begitupun sebaliknya. Strategi penjualan
barang yang elastis adalah dengan menurunkan harga.

1.
Selera konsumen
Semakin
tinggi selera konsumen terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan akan
semakin elastis.
2.
Barang substitusi
Semakin
banyak barang substitusi terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan
akan semakin elastis.
3.
Barang komplementer
Semakin
banyak barang komplementer terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan
akan semakin elastis. Adanya barang pelengkap akan meningkatkan selera
permintaan terhadap produk hutan.



1. Perubahan
teknologi
Dengan
adanya teknologi, akan terjadi peningkatan dan perbaikan produksi sehingga akan
meningkatkan selera konsumen. Peningkatan selera konsumen berarti meningkatkan
permintaan.
2. Perubahan jumlah konsumen
Peningkatan
jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan. Peningakatan kebutuhan akan
meningkatkan permintaan.
3. Perubahan tingkat pendapatan konsumen
Peningkatan
pendapatan akan meningkatkan daya beli konsumen, selanjutnya akan meningkatkan
permintaan.
4. Perubahan selera
Peningakatan
selera konsumen akan meningkatkan keinginan membeli konsumen, selanjutnya akan
meningkatkan permintaan.
5. Perubahan harga barang substitusi dan
komplementer
Peningkatan
harga barang substitusi dan komplementer akan meningkatkan permintaan.
3. Penawaran terhadap Produk dan Jasa
Hasil Hutan
Penawaran adalah jumlah barang/jasa yang ditawarkan/dijual
oleh produsen pada waktu dan tingkat harga tertentu. Sedangkan kurva penawaran
slope/kemiringannya positif, dimana semakin mahal harga barang/jasa maka
semakin banyak jumlahbarang/jasa yang ditawarkan oleh produsen, begitupun
sebaliknya.
Elastisitas penawaran :
Ratio perubahan jumlah yang ingin dijual terhadap persentase perubahan harga
barang yang dijual.
Es =
%DQ/Q
%DP/P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar