Landasan
kebijakan pengelolaam kehutanan
Dalam menjalankan segala kebijakan yang
ada maka setiap aktivitas kehutanan menyangkut 3 komponen yang terkait
Masyarakat, Sumber Daya Hutan, dan Pemerintah. Ketika berbicara terkait sumber
daya (resource) dengan pemerintah maka akan berputar pada masalah ekonomi,
dalam hal ini seperti sosialisme dan kapitalisme. Selanjutnya, dengan meliahat
keterkaitan antara sumber daya hutan dengan masyarakat, maka akan masuk dalam
sistem yang mengatur pemilikan sumber daya. Secara otomatis, mengindikasikan
antara private dan public. Selain itu dalam keterkaitan antara pemerintah
dengan masyarakat sudah menyangkut sistem politik. Tentunya lebih kepada demokrasi
atau totaliter dan dictator. Seandainya terwujud keseimbangan dalam komponen
ketiga diatas maka akan membentuk Sistem Ekonomi Politik Kehutanan.
Dalam hubungan antara masyarkat memiliki
karakteristik yang berbeda. Karakteristik sumber daya alam bagaimana nmengatur
komponen abiotik dengan komponen biotic. Kedua komponen mempunyai relasi yang
mengikuti hukum alam. Seandainya tedapat keterbatasan, maka akan menjadi
kelangkaan. Berbeda halnya dengan karakteristik masyarakat. Dalam masyarakat
yang menjadi landasan yang tepat mengenai hal yang menjadi prioritas utama
dalam pengembangan kebijakan.
Beberapa istilah penting yang umumnya
dipakai dalam dunia kehutanan antara lain terkait DBH, diameter yang diukur setinggi
1,3 meter dari pangkal pohon. Kemudian istilah Basal Area Factor, jumlah pohon
per luas areal yang diukur dari tutupan areal (m2). Riap,
pertumbuhan pohon tegakan pada selang waktu tertentu. Rotasi, jangka waktu
suatu pohon sejak tanam sampai masa tebang
Kebijakan
yang akan diambil oleh para pembuat kebijakan harus memperhatikan kelestarian
hutan sebagai aspek yang sangat penting sebagai pertimbangan. Konsep
kelestarian berdasar kepada conservation code ialah pengelolaan kawasan hutan
yang jelas kepemilikannya, luas wilayah ekonomis dan memiliki rencana kerja
yang rasional.
Konsep
teknis kehutanan dan ilmu ekonomi menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan
kehutanan. Ekonomi merupakan daya tarik atau motivasi yang membuat manusia
bersedia atau tidak bersedia melakukan sesuatu. Maka, ilmu ekonomi sebenarnya
adalah ilmu membuat pilihan.
Dalam
hal ini kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan terkait kehutanan mencakup pengelolaan
sumber daya hutan, keuangan, konservasi, energi, dan pemerataan kesejahteraan.
Sekali lagi adanya keseimbangan yang terdapat dalam tiga factor tersebut.
Kebijakan kehutanan dipengarui pula oleh
anggapan dasar tentang hubungan manusia dengan alam. Manusia mendominasi alam
dan seharusnya mampu hidup berdampingan dengan alam. Ketika sumber daya ala
mini yang mendominasi maka perlu penerapan kebijakan yang tepat. Karena
pemegang kebijakan adalah manusia. Anggapan tersebut menyadarkan manusia akan
pentingnya tetap menjaga kelestarian sumber daya alam yang tersedia, khususnya
hutan.
Konsumsi,
Permintaan dan Penawaran Produk dan Jasa Hutan
Banyak sekali produk kehutanan,
setidaknya digolongkan menjadi enam macam yaitu : kayu, flora atau tumbuhan
lainnya, fauna atau satwa, air, rekreasi, dan fungsi lindung.
Ekonomi Kehutanan berhadapan dengan 2
jenis:
1. Permintaan langsung (Direct Demand)
oleh konsumen Akhir,diebut Consumers’ goods. Permintaan ini relatif sedikit
untuk ekonomi kehutanan.
2. Permintaan tidak langsung/Turunan
(Device Demand) oleh produsen Perantara disebut Producers’ Goods. Permintaan
ini relatif banyak/dominan untuk ekonomi kehutanan.
Permintaan Konsumen Terhadap Produk
Hasil Hutan
Faktor penyebab perubahan permintaan
(demand):
1.
Perubahan teknologi
2.
Perubahan jumlah konumen
3.
Perubahan tingkat pendapatan konsumen
4.
Perubahan selera/kecenderungan/tren
5.
Perubahan harga barang substitusi dan komplementer
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan:
1.
Selera/kecenderungan/tren konsumen.
Semakin
tinggi selera konsumen terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan
hutan makin elastis. Dimana penurunan harga (kecil) akan meningkatkan jumlah
diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.
2.
Barang substitusi/pengganti
Semakin
banyak banyak barang pengganti (substitusi) terhadap produk hutan, maka
permintaan produk hutan makin elastic. Dimana adanya kompetisi akan memotivasi
persaingan penurunan harga. Penurunan harga (kecil) akan meningkatkan jumlah
diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.
3.
Barang Komplementer
Semakin
banyak barang pelengkap (komplemen) terhadap produk hutan maka permintaan
produk hutan makin elastic. Dimana adanya barang pelengkap akan meningkatkan
selera permintaan terhadap produk hutan. Penurunan harga (kecil) akan
menngkatkan jumlah diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.
Pengaruh waktu terhadap elastisitas
permintaan
Dalam
jangka pendek permintaan produk hutan cenderung in-elastis. Alasannya adalah :
1. konsumen belum tahu adanya perubahan
harga
2. rencana kebutuhan konsumen sudah
dibuat
3. butuh waktu untuk merubah kebiasaan
belanja konsumenterhadap produk waktu tertentu
Dalam
jangka panjang permintaan produk hutan cenderung elastic. Dimana produksi
produk hutan telah menyesuaikan diri dengan permintaan konsumen dan adanya
kompetisi dari produk substitusi.
Penawaran (supply) terhadap produk dan
jasa hasil hutan
Produsen pada kondisi Market Supply
dihadapkan pada 3 keputusan:
1. menjual saat ini dengan tingkat harga
yang terjadi
2. menggunakan sendiri barang terebut
3. menahan barang tersebut untuk dijual
dengan harga lebih tinggi pada waktu yang akan datang
Dua faktor yang harus dikendalikan oleh
individu produsen/perusahaan dalam kondisi penawaran jangka pendek:
1. Antisipasi terhadap lamanya dan arah
(membaik atau memburuk) dari perubahan harga.
2. Anitsipasi dan menghitung biaya
produksi, jika barang akan dijual pada waktu yang akan datang.
Faktor pertimbangan bagi individu
produsen/perusahaan dalam kondisi jangka panjang:
1. Biaya produksi atau besarnya biaya
produksi usaha
2. Harga dan tingkat keuntungan usaha
yang akan didapat pada waktu yang akan datang.
Supply
Dua faktor yang mempengaruhi perubahan
supply:
1. Biaya produksi (lahan, tenga kerja,
& modal)
2. Teknologi. Kemajuan teknologi akan
membuat produksi meningkat dengan biaya tetap atau produksi tetap dengan biaya
murah.
Tinjauan
Ekonomi Produksi di kehutanan
Kegiatan produksi di kehutanan, khususnya produksi kayu
untuk hasil seperti meubel, furniture dan kayu lapis atau papan parrtikel, memang
berbeda dengan kegiatan produksi di bidang lainnya. Pengusaha kayu swasta, yang
mengelola HPH di Indonesia dimulai sejak
1970-an sampai sekarang, cukup berhasil dalam mengeluarkan kayu dari tempat
tumbuhnya di dalam hutan. Dalam hal ini sebetulnya yang menjadi perhatian
mereka tidak melakukan produksi kayu secara kehutanan yang disamping ekonomis
juga lestari.
Ketiaka suatu produksi dijalankan ada factor-faktor
yang menajdi pondasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi barang/jasa,
terutama kayu adalah permintaan, distribusi yang tidak merata, serta
kreativitas atau kemampuan menduga. Sedangkan produksi barang tersebut harus
bersifat efisien. Efisien produksi dapat dicapai dengan teknologi dan SDM.
Dengan jumlah produksi tertentu di dapat dari sumberdaya/ biaya minimum atau
dengan jumlah sumberdaya/ biaya tertentu dapt diperoleh produksi maksimum.
Input sangat mempengaruhi produksi serta eleastisitas produksi. Jika input tetap
akan menghasilkan produksi maksimum. Input digunakan secara efisien karena
langka. Input juga berpengaruh terhadap tingkat produksi. Jika tingkat produksi
dapat mencapai optimum, maka akan menghasilkan keuntungan maksimum.
Peningkatan produksi dari tingkat
minimum hingga maksimum bergantung pada input variabel, yang nantinya akan
mempengaruhi proses produksi. Tingkat produksi maksimum dapat dicapai jika
pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Biaya juga mempunyai hubungan
erat dengan proses produksi. Meliputi biaya tetap, biaya marginal, implicit
cost, social cost serta out of pocket payment.
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi, sedangkan biaya marginal adalah biaya
tambahan untuk penambahan input produksi. Implicit cost adalah biaya
penyusutan, seperti penyusutan alat-alat produksi milik pabrik, sedangkan
social cost adalah biaya pengganti akibat kerusakan lingkungan (dampak
negative) dari proses produksi secara keseluruhan dalam pabrik. Penjumlahan biaya
implicit, biaya social serta biaya, akan menghasilkan biaya riil. Jika terjadi
biaya marginal = marginal revenue, maka akan terjadi keuntungan maksimum. Jika
MC>MR maka perusahaan akan rugi, jika MC<MR maka perusahaaan akan
mengalami untung besar.
S128Cash merupakan Agen Betting Online Terbaik dan Terpercaya.
BalasHapusDengan itu bisa kita pastikan bahwa S128Cash merupakan Agen yang mampu memberikan kepuasan yang lebih dan kenyamanan yang sesungguhnya.
Disini juga menyediakan berbagai permainan Populer yang bisa Anda mainkan hanya dengan bermodal Rp 25.000,- Diantaranya :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
Yuk, Mari segera Bergabung dan Dapatkan PROMO BONUS kami yang Menarik, seperti :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Jika ada yang kurang dimengerti, bisa langsung hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Judi Bola Setan