2.1. Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor dibangun pada tanggal 18 Mei 1817 dan terletak di pusat
kota Bogor, Jawa Barat dengan luas awal 47 ha dan kemudian berkembang menjadi
87 ha termasuk Istana Bogor. Perluasan ini dilakukan karena adanya penambahan
koleksi tumbuhan. Pendiri Kebun Raya Bogor adalah Prof. Dr. C.G.C Reinwardt,
seorang ahli botani Jerman. Tujuan pembangunannya adalah sebagai sarana koleksi
tumbuhan tropika dataran rendah yang beriklim basah.
Koleksi yang dimiliki Kebun Raya Bogor per Januari 2007 adalah sekitar
3423 spesies, yang tergabung dalam 1257 marga serta 222 suku. Ini merupakan salah satu koleksi tumbuhan tropis
terlengkap di dunia.
Selain Kebun Raya Bogor,
dibangun pula beberapa pusat konservasi flora untuk menampung jenis-jenis
tumbuhan yang tidak dapat hidup di Bogor. Pusat- pusat konservasi tersebut,
antar lain sebagai berikut :
- Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya ini dibangun pada tahun 1852 dengan luas 120 ha pada
ketinggian 1400 mdpl di Cianjur, Jawa Barat. Kebun Raya Cibodas memiliki
koleksi tumbuhan tropika pegunungan basah.
- Kebun Raya Purwodadi
Kebun raya ini berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur dengan luas 87 ha pada
ketinggian 250 mdpl dengan curah hujan lebih kering dibandingkan Bogor dan
memang cocok sebagai tempat koleksi tumbuhan tropika dataran rendah beriklim
kering. Kebun raya ini dibangun pada tahun 1941.
- Kebun Raya Ekakarya
Kebun raya yang terletak di desa Candi Kuning, Bedugul, propinsi Bali ini
dibangun pada tahun 1969 dengan luas 159,4 ha pada ketinggian 1400 mdpl dan
merupakan tempat koleksi tumbuhan tropika pegunungan iklim kering.
Tujuan pembangunan pusat – pusat konservasi flora tersebut adalah :
- Sebagai sarana konservasi plasma nutfah yang bersifat Exsitu
- Sebagai sarana penelitian bidang botani
- Sebagai sarana pendidikan
- Sebagai sarana wisata
2.2. Pengenalan
Jenis Pohon
1. kempas
( Koompassia excelsa ), suku Fabaceae.
Pohon ini juga sering
disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki banir yang sangat besar. Ciri dari
pohon kempas ini yaitu, tata daunnya alternate distichous dengan komposisi daun
majemuk menyirip ganda 1, memiliki buah legum , pohon atau habitus yang tinggi
besar dengan batang silindris membulat, memiliki akar banir yang berbentuk
pipih dan berliuk-liuk seperti ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih.
Pohon yang mempunyai tinggi ± 50 meter ini berasal dari Kalimantan dan
merupakan pohon yang sangat dilindungi karena bermanfaat untuk masyarakat, dan
sebagai tempat bersarangnya lebah madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat
adanya illegal loging.
Kempas Asam londo
2.
Asam Londo ( Vitex dulce ), suku Fabaceae
(Leguminosae)
Pohon ini tumbuh di daerah
pantai. Tanaman ini satu marga dengan tanaman jengkol. Tanaman ini memiliki
buah berwarna putih, tidak terlalu besar, dan daunnya kecil. Ini membuat
tanaman ini cocok menjadi tanaman peneduh.
3.
Merbau ( Intsia bijuga ), suku
Leguminosae
Merbau tumbuh di Papua dengan sebutan kayu besi dan banyak ditebang untuk
bahan kontruksi bangunan. Kulit batangnya mengelupas seperti damar.
4.
Kayu merah ( Pterocarpus indicus ), suku
Fabaceae
Kayu merah memiliki ciri khas buah bersayap, banyak ditanam di tepi
jalan, bergetah merah. Pohon ini ditanam pada tahun 1855. Cara memperbanyaknya
dengan stek batang. Memiliki sifat tunas, yaitu mempunyai model yang sama
dengan induknya dan langsung mengarah vertikal. Terjadi grafting root, yaitu
penyatuan akar antara 2 akar yang sejenis (di daerah tropika), untuk mengurangi
unsur hara yang tercuci atau dengan kata lain untuk melindungi unsur hara.
5.
Entanda pastiloides, suku Fabaceae
Tanaman ini tumbuh berupa liana.
6.
Amherstia nobilis, suku Leguminosae
Tanaman ini memiliki bunga seperti anggrek dan berwarna merah. Bunga
tidak terbatas dan menjuntai. Koleksi ini berasal dari India.
7.
Sindur ( Sindora bruggemanni ), suku
Fabaceae
Sindur memiliki cirri yaitu, berkulit batang yang hitam, kayu berwarna
hitam, buahnya pipih berduri, daun majemuk ganda 1, tidak berdaun penumpu.
8. Pohon Trembesi atau Ki Hujan (Samanea
saman), suku Fabaceae
Ukuran daun lebih kecil dari Sindur, batang bercabang pada ketinggian
yang lebih rendah dari Sindur.
Manfaat: tanaman peneduh.
9.
Parkia trimoriana, suku Fabaceae
Pohon ini satu marga dengan
pete, petir dan kedaung
10. Ampupu
( Eucalyptus alba ), suku Myrtaceae
Berdaun tunggal, memliki tulang tepi daun, daun lanset, habitat koala,
dan beraroma. Bagian bawah pohon
bergelembung karena karena infeksi yang menyebabkan tumbuh tidak lurus. Daunnya
mengandung senyawa minyak Eucalyptus yang aromanya seperti kayu putih. Pohon
ini tumbuh di daerah Nusa Tenggara dan Australia Utara.
11. Suku
Pandanaceae (Pandan-pandanan)
Tumbuhan ada yang berkayu di daerah tropis. Ciri khasnya adalah berakar tunjang, di
daerah mangrove. Jenis yang paling banyak dipakai adalah Pandanus
amaryllifollius (pandan wangi). Jika sudah tua berwarna merah, daunnya
digunakan untuk pewarna dan pewangi.
12. Gayam
( Inocarpus edulis ), suku Fabaceae
Memiliki ciri khusus yaitu, berdaun tunggal dan mempunyai buah yang dapat
dimakan.
13. Gayam
( Inocarpus fagiferus ), suku Fabaceae (Leguminosae)
Memiliki ciri khusus yaitu, berdaun tunggal dan buahnya tidak dapat
dimakan.
14. Keben
( Barringtonia asiatica ), suku Lesitidaceae
Memiliki ciri khusus yaitu, tidak memiliki tangkai daun (daun duduk),
benang sari melimpah, buahnya beracun dan bentukny seperti lampion, stamen
melimpah, dan buah bersabut. Disebut juga “ Bunga Perdamaian “.
15. Pedada
( Sonneratia caseolaris ), suku Sonneratiaceae
Daun tebal dan kaku, tulang daun tidak terlihat, berhadapan, tangkai daun
berwarna pink, daun tunggal, dan memiliki akar napas berbentuk pasak. Tumbuh di
hutan mangrove.
16. Duabanga
( Duabanga moluccana ), suku Sonneratiaceae
Pohon besar, tata daunnya opposite, marginal veination, akar berbanir,
digunakan sebagai kayu lapis, bahan bangunan, dan veener. Daun berhadapan satu bidang dan tulang tepi daun.
17. Sempur
( Dillenia pteropoda ), suku Dilleniaceae
Mempunyai daun penumpu bulat besar ( jika sudah besar rontok ), daun
bergerigi, bunga dan buah besar, buahnya dapat dimakan dan berasa asem, jika
dilukai terdengar bunyi dari batangnya. Di Kalimantan disebut Pohon Perempuan.
18. Bisbul
( Diospyros philippensis ), suku Ebenaceae
Mempunyai tajuk kerucut sangat padat, kulit batang hitam, daun tunggal,
berseling satu bidang, helaian tebal. Bisbul ini merupakan tanaman peneduh.
19. Eboni
( Diospyros celebica ), suku Ebenaceae
Merupakan penghasil kayu mewah yang harganya mahal, tumbuh di Sulawesi.
20. Salam
( Syzygium polyanthum ), suku Myrtaceae
Memiliki buah yang manis dan berwarna merah jika sudah masak, daunnya
dapat digunakan untuk masak sayuran sebagai penwangi atau penyedap. Pohon ini
cocok ditanam di kawasan konservasi.
21. Suku
Arecaceae (Palmae)
Mempunyai sekitar 2800 jenis. Terbagi menjadi dua macam, yaitu palem daun
menyirip dan palem berdaun seperti kipas. Jenis-jenis yang terdapat di Kebun
Raya, antara lain :
§ Sagu
( Metroxylon sagu )
Bersifat monocarpid (sekali berbuah), banyak tumbuh di Papua dan
merupakan makanan pokok masyarakat Papua.
§ Siwalan
§ Aren
(Arenga pinnata)
Aren terkenal dengan hasil
nonkayunya yang menjadi bahan baku gula aren. Bunga tanaman ini muncul
mendekati tanah, sehingga mudah dipanen. Buahnya pun dapat diolah menjadi
kolang-kaling.
§ Pinang
( Areca catechu )
Batang kuat, bunga jantan, air niranya difermentasi menjadi cuka atau
minuman keras (tuak), bila dimasak menjadi gula.
§ Kelapa
( Cocos nucifera )
Berbeda dengan pohon palem
lainnya, bunga kelapa tidak tumbuh terminalia. Setiap tanaman palem yang
memiliki tata tumbuh bunga termanalia akan hidup monokarpik. Karena itu, kelapa
masih tetap dapat hidup setelah berbunga atau berbuah, serta dapat berbuah
lebih dari satu kali.
22. Kayu Ulin ( Eusideroxylon zwageri
), suku Lauraceae
Kayu ulin memiliki ciri, yaitu
batang coklat kemerahan hingga coklat tua bahkan coklat kelabu dengan tebal 2-9
cm, tinggi pohon mencapai 30 meter dengan diameter 100 cm, batang kuat. Pohon
ini dapat bertahan selama 80 tahun dalam ruang terbuka. Tumbuh bagus di
Kalimantan dan Jambi di dataran rendah berpasir. Biasanya batang pohon
digunakan untuk atap sirap, bantalan rel kereta api, dan kontruksi bawah air.
23. Kiputri
( Podocarpus neriifolius ), suku Podocarpaceae
Memiliki ciri-ciri, yaitu daun memanjang, lanset, dan kecil. Termasuk
salah satu anggota subdivisi Gymnospermae.
24. Jamuju ( Podocarpus koordersil ),
suku Podocarpaceae
Jamuju memiliki ciri pohon
besar dengan daun sisik, kayu halus keputih-putihan, tumbuh di hutan pegunungan
1000-2000 mdpl, satu marga dengan kiputri, dan merupakan salah satu anggota
penting dalam subdivisi Gymnospermae.
- Kayu alam, cemara ( Dacrydium elatum ), suku Podocarpaceae
Tumbuh di hutan kerangas di
Kalimantan.
- Suku Araucariaceae
Pohon tinggi besar, kulit
batang mengelupas, evergreen (tidak augur daun), bersifat dimorfik
(daun muda lebih besar dan berbeda bentuk dengan daun tua), dan memiliki 2
marga yaitu marga Agathis dan Araucaria. Araucariaceae memiliki
tajuk kerucut. Tanaman damar/agatis sering menjadi sarang tempat kalong
bergelatungan. Hal ini ternyata merusak bahkan mematikan pohon tersebut.
§ Agathis, Damar ( Agathis dammara )
Memiliki ciri, yaitu daun
melebar ujungnya tidak tajam, biji tidak bersatu dengan sisik kerucut, dan
kulit batang mengelupas bundar.
§ Araucaria ( Araucaria cunninghamii
)
Memiliki ciri, yaitu daun
seperti sisik ujungnya tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut, dan kulit
batang mengelupas panjang.
27. Suku Pinaceae
Famili ini merupakan kelompok
pinus-pinusan. Pinaceae juga termasuk divisi Gymnospermae (conifer). Ada dua
jenis Pinaceae yang diamati di KRB, dan mereka adalah Pinus merkusii dan
Pinus caribaea. Jenis merkusii sering juga dinamakan tusam. Daunnya identik
berbentuk jarum, tunggal, dan memiliki vesikel. Tusam memiliki dua daun dalam
satu vesikelnya, dan daunnya umumnya lebih pendek dari jenis caribaea. Sama
halnya dengan jenis merkusii, P. caribaea juga memiliki bangun daun
jarum, namun dalam satu vesikel terdapat 2-4 daun dan umumnya ukuran daunnya
lebih panjang dan tajam dibanding P. merkusii. Seperti namanya, Pinus
caribaea berasal dari Amerika Tengah. Tanaman jenis caribaea yang tumbuh di
Indonesia semuanya mandul; adaptasinya belum sempurna. Kelompok Pinaceae
terkenal dengan hasil nonkayunya yaitu resin dan kopal. Kayu tanaman ini tidak
terlalu baik untuk fungsi konstruksi, namun panjang serat dan warnanya yang
cerah cocok untuk bahan baku pulp dan kertas. Tanaman pinus sering kali diserang oleh blue
stain begitu ditebang.
28. Melinjo
( Gnetum gnemon ), suku Gnetaceae
Daun sudah menjadi lebar, daunnya angiospermae (lebar), batangnya semu, bunga,
dan buahnya gymnospermae (telanjang). Sehingga dapat disebut sebagai jenis
transisi.
29. Sengon
Buto
Tanaman ini juga sering disebut Sengon Raksasa, karena habitusnya berupa
pohon yang tumbuh besar, raksasa.
30. Suku
Rubiaceae
Ciri umumnya, antara lain daun bergelombang, daun opposite, mahkota bunga
membentuk tabung. Contoh jenisnya Ixora sp (bunga soka), Coffea
robusta (kopi).
31. Karet Kerbau ( Ficus elastica),
suku Moraceae
Bergetah putih, daun tebal dan
kaku, mempunyai akar gantung jika pohonnya besar. Tanaman ini tumbuh sebagai
epifit pada saat mudanya. Namun akan mencekik inangnya seiring ia menjadi
tanaman dewasa. Sifat khas ini diberi istilah Strengler fic (pencekik).
Karet kerbau (pohon Aro) mencekik tanaman inangnya dengan akarnya, kemudian
akar-akar ini akan memanjang sampai ke tanah dan berkembang menjadi batang. Berbeda dengan karet biasa, getah tanaman
karet kerbau sangat encer. Pucuknya berwarna merah dan daunnya tebal kaku
dengan pertulangan marginal vein yang tenggelam dalam daging daun.
32. Matoa
( Pometia pinnata), suku Sapindaceae
Terdapat 4 pohon di Kebun Raya, umumnya tumbuh di Papua, pohon besar. Daun identik dengan tepi bergerigi dan
lebar. Komposisi daunnya majemuk ganda satu dan genap.
33. Pohon
Rambutan (Nephelium lappaceum), suku Sapindaceae
Tanaman ini tumbuh di KRB sejak 1866. termasuk dalam famili Sapindaceae.
34. Leci
( Litchi chinensis ), suku Sapindaceae
Meupakan pohon tertua yang ada di Kebun Raya. Pohon ini ditanam pada tahun 1823 dan berada di
tepi kolam gunting.
35. Lengkeng ( Dimocarpus longan ),
suku Sapindaceae
Pohon ini terdapat di pinggir
kolam, danau gunting, Kebun Raya Bogor dan dihuni oleh burung blekok.
36. Harpulia ( Harpulia sphaeroloba ),
suku Sapindaceae
Memiliki ciri-ciri, yaitu
daunnya majemuk ganda 1, memiliki buah arillus. Buahnya yang dimakan merupakan
arillusnya.
37. Jelutung ( Dyera costulata ), suku
Apocynaceae
Batangnya tidak mulus lagi,
banyak tumbuh di Sumatra. Getahnya
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri permen karet. Dan getahnya jika dijual
lebih mahal dibandingkan dengan getah karet.
38. Pulai
( Alstonia scholaris ), suku Apocynaceae
Mamiliki daun tunggal, bergetah putih. Banyak digunakan sebagai bahan
membuat wayang golek, pensil, dan papan karena kayunya ringan.
39. Bintaro
( Cerbera manghas ), suku Apocynaceae
Biji buah bintaro memiliki ciri khas berongga, bergetah putih, berbunga
corong, dan buah berpasangan. Getah bintaro bernilai ekonomis tinggi. Getahnya
diperoleh dengan cara disadap. Bintaro
dijadikan sebagai tanaman peneduh dan biasanya tumbuh di hutan pantai atau
hutan mangrove. Jenis lain yang satu suku dengan bintaro adalah jelutung (Dyera
costulata), pulai (Alstonia scholaris), Alstonia
angustiloba, alamanda (Allamanda cathartica), dan lain-lain.
40.
Sawo duren ( Chrysophyllum cainito ), suku Sapotaceae
Merupakan tempat
peristirahatan setelah melakukan + ½ dari perjalanan. Sawo duren
memiliki ciri khusus yaitu, pada bagian permukaan bawah daunnya berwarna
keemasan, dan dijadikan sebagai tanaman hias.
41. Balam ( Palaquium gutta ), suku
Sapotaceae
Memiliki batang lurus,
silindris, berbanir segitiga, merupakan penghasil kayu balam, getahnya disadap
dapat dijadikan cinderamata seperti dijadikan perahu-perahuan. Tumbuh di daerah
Kalimantan.
42. Nyatoh ( Payena leerii ), suku
Sapotaceae
Bergetah putih, pola
percabangan ketapang (terminalia branching system), dengan pola percabangan
batangnya simpodial, umumnya tumbuh di daerah tropika. Tanaman ini mirip dengan
tanaman merawan dan ficus. Bedanya, ficus memiliki daun penumpu sementara
nyatoh tidak, dan nyatoh bergetah putih dan merawan tidak. Daun
berseling satu bidang.
43. Sawo
kecik ( Manilkara kauki ), suku Sapotaceae
Tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman peneduh dan sebagai bahan
ukiran. Kulit batang dari pohon sawo kecik berwarna hitam.
44. Pala
( Myristica fragrans ), suku Myristicaceae
Buahnya hijau, arillus menjala, merah, warna biji kelihatan, mengandung
senyawa myristin yang dapat menyebabkan kantuk.
45. Mendarahan ( Knema laurina ), suku
Myristicaceae
Memiliki tangkai berwarna
cokelat, tata daunnya berseling satu bidang, memiliki arillus dimana arillus
bagian atas menjala, arillus bagian bawah penuh.
46. Kakao (Theabroma cacao), suku
Sterculiaceae
Bijinya digunakan sebagai
bahan baku coklat.
47. Cola
( Cola acuminate ), suku Sterculiaceae
Pohon ini berasal dari Amerika yang bijinya dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan minuman cola.. Kata ‘acuminata’ menyatakan sifat ujung daun yang meruncing.
Getah tanaman suku ini berwarna kuning dan daunnya tebal kaku.
48. Dungun
( Heritiera littoralis ), suku Sterculiaceae
Tumbuh di hutan pantai atau terpencar di belakang hutan payau, memiliki
tunas, bagian bawah daun berwarna abu-abu keperakan, dan daunnya mengkilap.
49. Kepuh ( Sterculia foetida ), suku
Sterculiaceae
Tumbuh di
daerah pantai, dan menghasilkan buah bumbung.
50. Nyamplung ( Calophyllum inophyllum
), suku Clusiaceae
Pohonnya bergetah kuning, tata
daunnya berhadapan, helaian daun tebal, kaku, bunga beraturan, kepala putik
berbentuk perisai (peltata).
51. Gandaria ( Bouea oppositifolia ),
suku Anacardiaceae
Daun bersifat oppositifolia dan buah edulis (dapat dimakan).
52. Glutta
wallichii, suku Anacardiaceae
Memiliki getah dimana getahnya beracun dan dapat menyebabkan gatal-gatal.
53. Suku
Dipterocarpaceae
Famili ini memiliki ciri khas batang cenderung silindris. Jenis-jenisnya
antara lain; Shorea leprosula (buah bersayap tiga, daun penumpu tidak
mudah rontok), Shorea pinanga (meranti merah, seperti pinang), Shorea
multiflora (nama daerah meranti kuning, permukaan bawah daun berwarna
kekuning-kuningan), Shorea javanica (damar mata kucing) bernilai tinggi,
Dipterocarpus trinervis (nama daerah keruing, daun penumpu berwarna
merah dan mudah rontok, tepi daun bergelombang, mendominasi hutan hujan dataran
rendah serta tersebar di kawasan Tropika Asia), Resak (Vatica bantamensis, tanaman
langka, dan merupakan endemik Banten, Jawa Barat), Kamper (Dryobalanops
spp., buah bersayap lima sama panjang).
54. Gaharu ( Aquilaria malacensis ), suku Thymelaceae
Memiliki komposisi daun
tunggal, tata daunnya alternate, mengeluarkan gumpalan hitam yang merupakan
hasil infeksi penyakit.
55. Pohon
“Jodoh”
Terdiri dari dua pohon besar yang letaknya berdampingan dan umurnya tua.
Pohon meranti merah ( Shorea leprosula ) dianggap sebagai jantan dan Ficus
albipila sebagai betina, dimana pohon ini dijadikan sarang lebah madu.
56. Teratai
Raksasa ( Victoria amazonica )
Teratai ini
berasal dari hutan rawa Amazon. Tanaman ini memiliki daun lebar bulat dan
tebal. Beberapa daun mengapung dan tumbuh dari bongkol yang sama. Daun
mengapung dengan keseimbangan yang baik, bahkan dapat menampung berat mencapai
25 kg.
57. Rhaphidophora
sylvestris
58. Polialtia
latteriflora
Tanaman ini memilliki buah berwarna merah dan pohon berbentuk gelondong.
59. Ki
burahol ( Stelechocarpus burahol ), suku Annonaceae
Ki
burahol merupakan anggota dari suku Annonaceae yang tergolong tanaman langka
dan biasanya digunakan oleh puteri keraton untuk menghilangkan bau badan. Bunga
atau buah pohon ini terletak pada batang utama (cauliflora). Pohon-pohon yang
ada di Kebun Raya Bogor pada dasarnya merupakan tanaman langka yang harus
dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar