Jumat, 27 April 2012

kebijakan kehutanan


Landasan kebijakan pengelolaam kehutanan
Dalam menjalankan segala kebijakan yang ada maka setiap aktivitas kehutanan menyangkut 3 komponen yang terkait Masyarakat, Sumber Daya Hutan, dan Pemerintah. Ketika berbicara terkait sumber daya (resource) dengan pemerintah maka akan berputar pada masalah ekonomi, dalam hal ini seperti sosialisme dan kapitalisme. Selanjutnya, dengan meliahat keterkaitan antara sumber daya hutan dengan masyarakat, maka akan masuk dalam sistem yang mengatur pemilikan sumber daya. Secara otomatis, mengindikasikan antara private dan public. Selain itu dalam keterkaitan antara pemerintah dengan masyarakat sudah menyangkut sistem politik. Tentunya lebih kepada demokrasi atau totaliter dan dictator. Seandainya terwujud keseimbangan dalam komponen ketiga diatas maka akan membentuk Sistem Ekonomi Politik Kehutanan.
Dalam hubungan antara masyarkat memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik sumber daya alam bagaimana nmengatur komponen abiotik dengan komponen biotic. Kedua komponen mempunyai relasi yang mengikuti hukum alam. Seandainya tedapat keterbatasan, maka akan menjadi kelangkaan. Berbeda halnya dengan karakteristik masyarakat. Dalam masyarakat yang menjadi landasan yang tepat mengenai hal yang menjadi prioritas utama dalam  pengembangan kebijakan.
Beberapa istilah penting yang umumnya dipakai dalam dunia kehutanan antara lain terkait DBH, diameter yang diukur setinggi 1,3 meter dari pangkal pohon. Kemudian istilah Basal Area Factor, jumlah pohon per luas areal yang diukur dari tutupan areal (m2). Riap, pertumbuhan pohon tegakan pada selang waktu tertentu. Rotasi, jangka waktu suatu pohon sejak tanam sampai masa tebang
            Kebijakan yang akan diambil oleh para pembuat kebijakan harus memperhatikan kelestarian hutan sebagai aspek yang sangat penting sebagai pertimbangan. Konsep kelestarian berdasar kepada conservation code ialah pengelolaan kawasan hutan yang jelas kepemilikannya, luas wilayah ekonomis dan memiliki rencana kerja yang rasional.
            Konsep teknis kehutanan dan ilmu ekonomi menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan kehutanan. Ekonomi merupakan daya tarik atau motivasi yang membuat manusia bersedia atau tidak bersedia melakukan sesuatu. Maka, ilmu ekonomi sebenarnya adalah ilmu membuat pilihan.
            Dalam hal ini kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan terkait kehutanan mencakup pengelolaan sumber daya hutan, keuangan, konservasi, energi, dan pemerataan kesejahteraan. Sekali lagi adanya keseimbangan yang terdapat dalam tiga factor tersebut.
      Kebijakan kehutanan dipengarui pula oleh anggapan dasar tentang hubungan manusia dengan alam. Manusia mendominasi alam dan seharusnya mampu hidup berdampingan dengan alam. Ketika sumber daya ala mini yang mendominasi maka perlu penerapan kebijakan yang tepat. Karena pemegang kebijakan adalah manusia. Anggapan tersebut menyadarkan manusia akan pentingnya tetap menjaga kelestarian sumber daya alam yang tersedia, khususnya hutan.


Konsumsi, Permintaan dan Penawaran Produk dan Jasa Hutan
Banyak sekali produk kehutanan, setidaknya digolongkan menjadi enam macam yaitu : kayu, flora atau tumbuhan lainnya, fauna atau satwa, air, rekreasi, dan fungsi lindung.
Ekonomi Kehutanan berhadapan dengan 2 jenis:
1. Permintaan langsung (Direct Demand) oleh konsumen Akhir,diebut Consumers’ goods. Permintaan ini relatif sedikit untuk ekonomi kehutanan.
2. Permintaan tidak langsung/Turunan (Device Demand) oleh produsen Perantara disebut Producers’ Goods. Permintaan ini relatif banyak/dominan untuk ekonomi kehutanan.

Permintaan Konsumen Terhadap Produk Hasil Hutan
Faktor penyebab perubahan permintaan (demand):
1. Perubahan teknologi
2. Perubahan jumlah konumen
3. Perubahan tingkat pendapatan konsumen
4. Perubahan selera/kecenderungan/tren
5. Perubahan harga barang substitusi dan komplementer
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan:
1.      Selera/kecenderungan/tren konsumen.
Semakin tinggi selera konsumen terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan hutan makin elastis. Dimana penurunan harga (kecil) akan meningkatkan jumlah diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.
2.      Barang substitusi/pengganti
Semakin banyak banyak barang pengganti (substitusi) terhadap produk hutan, maka permintaan produk hutan makin elastic. Dimana adanya kompetisi akan memotivasi persaingan penurunan harga. Penurunan harga (kecil) akan meningkatkan jumlah diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.      
3.      Barang Komplementer
Semakin banyak barang pelengkap (komplemen) terhadap produk hutan maka permintaan produk hutan makin elastic. Dimana adanya barang pelengkap akan meningkatkan selera permintaan terhadap produk hutan. Penurunan harga (kecil) akan menngkatkan jumlah diminta (besar). Sehingga total pendapatan lebih besar.



Pengaruh waktu terhadap elastisitas permintaan
            Dalam jangka pendek permintaan produk hutan cenderung in-elastis. Alasannya adalah :
1. konsumen belum tahu adanya perubahan harga
2. rencana kebutuhan konsumen sudah dibuat
3. butuh waktu untuk merubah kebiasaan belanja konsumenterhadap produk waktu tertentu
            Dalam jangka panjang permintaan produk hutan cenderung elastic. Dimana produksi produk hutan telah menyesuaikan diri dengan permintaan konsumen dan adanya kompetisi dari produk substitusi.

Penawaran (supply) terhadap produk dan jasa hasil hutan
Produsen pada kondisi Market Supply dihadapkan pada 3 keputusan:
1. menjual saat ini dengan tingkat harga yang terjadi
2. menggunakan sendiri barang terebut
3. menahan barang tersebut untuk dijual dengan harga lebih tinggi pada waktu yang akan datang

Dua faktor yang harus dikendalikan oleh individu produsen/perusahaan dalam kondisi penawaran jangka pendek:
1. Antisipasi terhadap lamanya dan arah (membaik atau memburuk) dari perubahan harga.
2. Anitsipasi dan menghitung biaya produksi, jika barang akan dijual pada waktu yang akan datang.

Faktor pertimbangan bagi individu produsen/perusahaan dalam kondisi jangka panjang:
1. Biaya produksi atau besarnya biaya produksi usaha
2. Harga dan tingkat keuntungan usaha yang akan didapat pada waktu yang akan datang.

Supply
Dua faktor yang mempengaruhi perubahan supply:
1. Biaya produksi (lahan, tenga kerja, & modal)
2. Teknologi. Kemajuan teknologi akan membuat produksi meningkat dengan biaya tetap atau produksi tetap dengan biaya murah.


Tinjauan Ekonomi  Produksi di kehutanan

Kegiatan produksi di kehutanan, khususnya produksi kayu untuk hasil seperti meubel, furniture dan kayu lapis atau papan parrtikel, memang berbeda dengan kegiatan produksi di bidang lainnya. Pengusaha kayu swasta, yang mengelola HPH di Indonesia dimulai  sejak 1970-an sampai sekarang, cukup berhasil dalam mengeluarkan kayu dari tempat tumbuhnya di dalam hutan. Dalam hal ini sebetulnya yang menjadi perhatian mereka tidak melakukan produksi kayu secara kehutanan yang disamping ekonomis juga lestari.
Ketiaka suatu produksi dijalankan ada factor-faktor yang menajdi pondasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi barang/jasa, terutama kayu adalah permintaan, distribusi yang tidak merata, serta kreativitas atau kemampuan menduga. Sedangkan produksi barang tersebut harus bersifat efisien. Efisien produksi dapat dicapai dengan teknologi dan SDM. Dengan jumlah produksi tertentu di dapat dari sumberdaya/ biaya minimum atau dengan jumlah sumberdaya/ biaya tertentu dapt diperoleh produksi maksimum. Input sangat mempengaruhi produksi serta eleastisitas produksi. Jika input tetap akan menghasilkan produksi maksimum. Input digunakan secara efisien karena langka. Input juga berpengaruh terhadap tingkat produksi. Jika tingkat produksi dapat mencapai optimum, maka akan menghasilkan keuntungan maksimum.
Peningkatan produksi dari tingkat minimum hingga maksimum bergantung pada input variabel, yang nantinya akan mempengaruhi proses produksi. Tingkat produksi maksimum dapat dicapai jika pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Biaya juga mempunyai hubungan erat dengan proses produksi. Meliputi biaya tetap, biaya marginal, implicit cost, social cost serta out of pocket payment.
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi, sedangkan biaya marginal adalah biaya tambahan untuk penambahan input produksi. Implicit cost adalah biaya penyusutan, seperti penyusutan alat-alat produksi milik pabrik, sedangkan social cost adalah biaya pengganti akibat kerusakan lingkungan (dampak negative) dari proses produksi secara keseluruhan dalam pabrik. Penjumlahan biaya implicit, biaya social serta biaya, akan menghasilkan biaya riil. Jika terjadi biaya marginal = marginal revenue, maka akan terjadi keuntungan maksimum. Jika MC>MR maka perusahaan akan rugi, jika MC<MR maka perusahaaan akan mengalami untung besar.

1 komentar:

  1. S128Cash merupakan Agen Betting Online Terbaik dan Terpercaya.
    Dengan itu bisa kita pastikan bahwa S128Cash merupakan Agen yang mampu memberikan kepuasan yang lebih dan kenyamanan yang sesungguhnya.
    Disini juga menyediakan berbagai permainan Populer yang bisa Anda mainkan hanya dengan bermodal Rp 25.000,- Diantaranya :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Yuk, Mari segera Bergabung dan Dapatkan PROMO BONUS kami yang Menarik, seperti :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Jika ada yang kurang dimengerti, bisa langsung hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Judi Bola Setan

    BalasHapus