Senin, 16 April 2012

Hasil Kuliah Lapang di Kebun Raya Bogor



2.1. Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor dibangun pada tanggal 18 Mei 1817 dan terletak di pusat kota Bogor, Jawa Barat dengan luas awal 47 ha dan kemudian berkembang menjadi 87 ha termasuk Istana Bogor. Perluasan ini dilakukan karena adanya penambahan koleksi tumbuhan. Pendiri Kebun Raya Bogor adalah Prof. Dr. C.G.C Reinwardt, seorang ahli botani Jerman. Tujuan pembangunannya adalah sebagai sarana koleksi tumbuhan tropika dataran rendah yang beriklim basah.
Koleksi yang dimiliki Kebun Raya Bogor per Januari 2007 adalah sekitar 3423 spesies, yang tergabung dalam 1257 marga serta 222 suku. Ini merupakan salah satu koleksi tumbuhan tropis terlengkap di dunia.
Selain Kebun Raya Bogor, dibangun pula beberapa pusat konservasi flora untuk menampung jenis-jenis tumbuhan yang tidak dapat hidup di Bogor. Pusat- pusat konservasi tersebut, antar lain sebagai berikut :
  1. Kebun Raya Cibodas
Kebun Raya ini dibangun pada tahun 1852 dengan luas 120 ha pada ketinggian 1400 mdpl di Cianjur, Jawa Barat. Kebun Raya Cibodas memiliki koleksi tumbuhan tropika pegunungan basah.
  1. Kebun Raya Purwodadi
Kebun raya ini berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur dengan luas 87 ha pada ketinggian 250 mdpl dengan curah hujan lebih kering dibandingkan Bogor dan memang cocok sebagai tempat koleksi tumbuhan tropika dataran rendah beriklim kering. Kebun raya ini dibangun pada tahun 1941.
  1. Kebun Raya Ekakarya
Kebun raya yang terletak di desa Candi Kuning, Bedugul, propinsi Bali ini dibangun pada tahun 1969 dengan luas 159,4 ha pada ketinggian 1400 mdpl dan merupakan tempat koleksi tumbuhan tropika pegunungan iklim kering.

Tujuan pembangunan pusat – pusat konservasi flora tersebut adalah :
  • Sebagai sarana konservasi plasma nutfah yang bersifat Exsitu
  • Sebagai sarana penelitian bidang botani
  • Sebagai sarana pendidikan
  • Sebagai sarana wisata

2.2.      Pengenalan Jenis Pohon
1.      kempas ( Koompassia excelsa ), suku Fabaceae.
Pohon ini juga sering disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki banir yang sangat besar. Ciri dari pohon kempas ini yaitu, tata daunnya alternate distichous dengan komposisi daun majemuk menyirip ganda 1, memiliki buah legum , pohon atau habitus yang tinggi besar dengan batang silindris membulat, memiliki akar banir yang berbentuk pipih dan berliuk-liuk seperti ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih. Pohon yang mempunyai tinggi ± 50 meter ini berasal dari Kalimantan dan merupakan pohon yang sangat dilindungi karena bermanfaat untuk masyarakat, dan sebagai tempat bersarangnya lebah madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat adanya illegal loging.







            Kempas                                             Asam londo

2.      Asam Londo ( Vitex dulce ), suku Fabaceae (Leguminosae)
Pohon ini tumbuh di daerah pantai. Tanaman ini satu marga dengan tanaman jengkol. Tanaman ini memiliki buah berwarna putih, tidak terlalu besar, dan daunnya kecil. Ini membuat tanaman ini cocok menjadi tanaman peneduh.



3.      Merbau ( Intsia bijuga ), suku Leguminosae
Merbau tumbuh di Papua dengan sebutan kayu besi dan banyak ditebang untuk bahan kontruksi bangunan. Kulit batangnya mengelupas seperti damar.

4.      Kayu merah ( Pterocarpus indicus ), suku Fabaceae
Kayu merah memiliki ciri khas buah bersayap, banyak ditanam di tepi jalan, bergetah merah. Pohon ini ditanam pada tahun 1855. Cara memperbanyaknya dengan stek batang. Memiliki sifat tunas, yaitu mempunyai model yang sama dengan induknya dan langsung mengarah vertikal. Terjadi grafting root, yaitu penyatuan akar antara 2 akar yang sejenis (di daerah tropika), untuk mengurangi unsur hara yang tercuci atau dengan kata lain untuk melindungi unsur hara.

5.      Entanda pastiloides, suku Fabaceae
Tanaman ini tumbuh berupa liana.

6.      Amherstia nobilis, suku Leguminosae
Tanaman ini memiliki bunga seperti anggrek dan berwarna merah. Bunga tidak terbatas dan menjuntai. Koleksi ini berasal dari India.

7.      Sindur ( Sindora bruggemanni ), suku Fabaceae
Sindur memiliki cirri yaitu, berkulit batang yang hitam, kayu berwarna hitam, buahnya pipih berduri, daun majemuk ganda 1, tidak berdaun penumpu.
8.      Pohon Trembesi atau Ki Hujan (Samanea saman), suku Fabaceae
Ukuran daun lebih kecil dari Sindur, batang bercabang pada ketinggian yang lebih rendah dari Sindur.
Manfaat: tanaman peneduh.
9.      Parkia trimoriana, suku Fabaceae
Pohon ini satu marga dengan pete, petir dan kedaung
10.  Ampupu ( Eucalyptus alba ), suku Myrtaceae
Berdaun tunggal, memliki tulang tepi daun, daun lanset, habitat koala, dan beraroma. Bagian bawah pohon bergelembung karena karena infeksi yang menyebabkan tumbuh tidak lurus. Daunnya mengandung senyawa minyak Eucalyptus yang aromanya seperti kayu putih. Pohon ini tumbuh di daerah Nusa Tenggara dan Australia Utara.
11.  Suku Pandanaceae (Pandan-pandanan)
Tumbuhan ada yang berkayu di daerah tropis.  Ciri khasnya adalah berakar tunjang, di daerah mangrove. Jenis yang paling banyak dipakai adalah Pandanus amaryllifollius (pandan wangi). Jika sudah tua berwarna merah, daunnya digunakan untuk pewarna dan pewangi.




12.  Gayam ( Inocarpus edulis ), suku Fabaceae
Memiliki ciri khusus yaitu, berdaun tunggal dan mempunyai buah yang dapat dimakan.
13.  Gayam ( Inocarpus fagiferus ), suku Fabaceae (Leguminosae)
Memiliki ciri khusus yaitu, berdaun tunggal dan buahnya tidak dapat dimakan.
14.  Keben ( Barringtonia asiatica ), suku Lesitidaceae
Memiliki ciri khusus yaitu, tidak memiliki tangkai daun (daun duduk), benang sari melimpah, buahnya beracun dan bentukny seperti lampion, stamen melimpah, dan buah bersabut. Disebut juga “ Bunga Perdamaian “.
15.  Pedada ( Sonneratia caseolaris ), suku Sonneratiaceae
Daun tebal dan kaku, tulang daun tidak terlihat, berhadapan, tangkai daun berwarna pink, daun tunggal, dan memiliki akar napas berbentuk pasak. Tumbuh di hutan mangrove.
Sonneratia caseolaris




16.  Duabanga ( Duabanga moluccana ), suku Sonneratiaceae
Pohon besar, tata daunnya opposite, marginal veination, akar berbanir, digunakan sebagai kayu lapis, bahan bangunan, dan veener. Daun berhadapan satu bidang dan tulang tepi daun.
17.  Sempur ( Dillenia pteropoda ), suku Dilleniaceae
Mempunyai daun penumpu bulat besar ( jika sudah besar rontok ), daun bergerigi, bunga dan buah besar, buahnya dapat dimakan dan berasa asem, jika dilukai terdengar bunyi dari batangnya. Di Kalimantan disebut Pohon Perempuan.
18.  Bisbul ( Diospyros philippensis ), suku Ebenaceae
Mempunyai tajuk kerucut sangat padat, kulit batang hitam, daun tunggal, berseling satu bidang, helaian tebal. Bisbul ini merupakan tanaman peneduh.
19.  Eboni ( Diospyros celebica ), suku Ebenaceae
Merupakan penghasil kayu mewah yang harganya mahal, tumbuh di Sulawesi.
20.  Salam ( Syzygium polyanthum ), suku Myrtaceae
Memiliki buah yang manis dan berwarna merah jika sudah masak, daunnya dapat digunakan untuk masak sayuran sebagai penwangi atau penyedap. Pohon ini cocok ditanam di kawasan konservasi.
21.  Suku Arecaceae (Palmae)
Mempunyai sekitar 2800 jenis. Terbagi menjadi dua macam, yaitu palem daun menyirip dan palem berdaun seperti kipas. Jenis-jenis yang terdapat di Kebun Raya, antara lain :
§  Sagu ( Metroxylon sagu )
Bersifat monocarpid (sekali berbuah), banyak tumbuh di Papua dan merupakan makanan pokok masyarakat Papua.

§  Siwalan
§  Aren (Arenga pinnata)
Aren terkenal dengan hasil nonkayunya yang menjadi bahan baku gula aren. Bunga tanaman ini muncul mendekati tanah, sehingga mudah dipanen. Buahnya pun dapat diolah menjadi kolang-kaling.

§  Pinang ( Areca catechu )
Batang kuat, bunga jantan, air niranya difermentasi menjadi cuka atau minuman keras (tuak), bila dimasak menjadi gula.
§  Kelapa ( Cocos nucifera )
Berbeda dengan pohon palem lainnya, bunga kelapa tidak tumbuh terminalia. Setiap tanaman palem yang memiliki tata tumbuh bunga termanalia akan hidup monokarpik. Karena itu, kelapa masih tetap dapat hidup setelah berbunga atau berbuah, serta dapat berbuah lebih dari satu kali.
22.  Kayu Ulin ( Eusideroxylon zwageri ), suku Lauraceae
Kayu ulin memiliki ciri, yaitu batang coklat kemerahan hingga coklat tua bahkan coklat kelabu dengan tebal 2-9 cm, tinggi pohon mencapai 30 meter dengan diameter 100 cm, batang kuat. Pohon ini dapat bertahan selama 80 tahun dalam ruang terbuka. Tumbuh bagus di Kalimantan dan Jambi di dataran rendah berpasir. Biasanya batang pohon digunakan untuk atap sirap, bantalan rel kereta api, dan kontruksi bawah air.
eusideroxylon zwageri






23.  Kiputri ( Podocarpus neriifolius ), suku Podocarpaceae
Memiliki ciri-ciri, yaitu daun memanjang, lanset, dan kecil. Termasuk salah satu anggota subdivisi Gymnospermae.
24.  Jamuju ( Podocarpus koordersil ), suku Podocarpaceae
Jamuju memiliki ciri pohon besar dengan daun sisik, kayu halus keputih-putihan, tumbuh di hutan pegunungan 1000-2000 mdpl, satu marga dengan kiputri, dan merupakan salah satu anggota penting dalam subdivisi Gymnospermae.
  1. Kayu alam, cemara ( Dacrydium elatum ), suku Podocarpaceae
Tumbuh di hutan kerangas di Kalimantan.
  1. Suku Araucariaceae
Pohon tinggi besar, kulit batang mengelupas, evergreen (tidak augur daun), bersifat dimorfik (daun muda lebih besar dan berbeda bentuk dengan daun tua), dan memiliki 2 marga yaitu marga Agathis dan Araucaria. Araucariaceae memiliki tajuk kerucut. Tanaman damar/agatis sering menjadi sarang tempat kalong bergelatungan. Hal ini ternyata merusak bahkan mematikan pohon tersebut.

§  Agathis, Damar ( Agathis dammara )
Memiliki ciri, yaitu daun melebar ujungnya tidak tajam, biji tidak bersatu dengan sisik kerucut, dan kulit batang mengelupas bundar.
§  Araucaria ( Araucaria cunninghamii )
Memiliki ciri, yaitu daun seperti sisik ujungnya tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut, dan kulit batang mengelupas panjang.
27.  Suku Pinaceae
Famili ini merupakan kelompok pinus-pinusan. Pinaceae juga termasuk divisi Gymnospermae (conifer). Ada dua jenis Pinaceae yang diamati di KRB, dan mereka adalah Pinus merkusii dan Pinus caribaea. Jenis merkusii sering juga dinamakan tusam. Daunnya identik berbentuk jarum, tunggal, dan memiliki vesikel. Tusam memiliki dua daun dalam satu vesikelnya, dan daunnya umumnya lebih pendek dari jenis caribaea. Sama halnya dengan jenis merkusii, P. caribaea juga memiliki bangun daun jarum, namun dalam satu vesikel terdapat 2-4 daun dan umumnya ukuran daunnya lebih panjang dan tajam dibanding P. merkusii. Seperti namanya, Pinus caribaea berasal dari Amerika Tengah. Tanaman jenis caribaea yang tumbuh di Indonesia semuanya mandul; adaptasinya belum sempurna. Kelompok Pinaceae terkenal dengan hasil nonkayunya yaitu resin dan kopal. Kayu tanaman ini tidak terlalu baik untuk fungsi konstruksi, namun panjang serat dan warnanya yang cerah cocok untuk bahan baku pulp dan kertas. Tanaman pinus sering kali diserang oleh blue stain begitu ditebang.



28.  Melinjo ( Gnetum gnemon ), suku Gnetaceae
Daun sudah menjadi lebar, daunnya angiospermae (lebar), batangnya semu, bunga, dan buahnya gymnospermae (telanjang). Sehingga dapat disebut sebagai jenis transisi.
29.  Sengon Buto
Tanaman ini juga sering disebut Sengon Raksasa, karena habitusnya berupa pohon yang tumbuh besar, raksasa.
30.  Suku Rubiaceae
Ciri umumnya, antara lain daun bergelombang, daun opposite, mahkota bunga membentuk tabung. Contoh jenisnya Ixora sp (bunga soka), Coffea robusta (kopi).
31.  Karet Kerbau ( Ficus elastica), suku Moraceae
Bergetah putih, daun tebal dan kaku, mempunyai akar gantung jika pohonnya besar. Tanaman ini tumbuh sebagai epifit pada saat mudanya. Namun akan mencekik inangnya seiring ia menjadi tanaman dewasa. Sifat khas ini diberi istilah Strengler fic (pencekik). Karet kerbau (pohon Aro) mencekik tanaman inangnya dengan akarnya, kemudian akar-akar ini akan memanjang sampai ke tanah dan berkembang menjadi batang. Berbeda dengan karet biasa, getah tanaman karet kerbau sangat encer. Pucuknya berwarna merah dan daunnya tebal kaku dengan pertulangan marginal vein yang tenggelam dalam daging daun.
Ficus elastica





32.  Matoa ( Pometia pinnata), suku Sapindaceae
Terdapat 4 pohon di Kebun Raya, umumnya tumbuh di Papua, pohon besar. Daun identik dengan tepi bergerigi dan lebar. Komposisi daunnya majemuk ganda satu dan genap.


33.  Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum), suku Sapindaceae
Tanaman ini tumbuh di KRB sejak 1866. termasuk dalam famili Sapindaceae.
34.  Leci ( Litchi chinensis ), suku Sapindaceae
Meupakan pohon tertua yang ada di Kebun Raya. Pohon ini ditanam pada tahun 1823 dan berada di tepi kolam gunting.
35.  Lengkeng ( Dimocarpus longan ), suku Sapindaceae
Pohon ini terdapat di pinggir kolam, danau gunting, Kebun Raya Bogor dan dihuni oleh burung blekok.

36.  Harpulia ( Harpulia sphaeroloba ), suku Sapindaceae
Memiliki ciri-ciri, yaitu daunnya majemuk ganda 1, memiliki buah arillus. Buahnya yang dimakan merupakan arillusnya.
37.  Jelutung ( Dyera costulata ), suku Apocynaceae
Batangnya tidak mulus lagi, banyak tumbuh di Sumatra. Getahnya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri permen karet. Dan getahnya jika dijual lebih mahal dibandingkan dengan getah karet.
38.  Pulai ( Alstonia scholaris ), suku Apocynaceae
Mamiliki daun tunggal, bergetah putih. Banyak digunakan sebagai bahan membuat wayang golek, pensil, dan papan karena kayunya ringan.
39.  Bintaro ( Cerbera manghas ), suku Apocynaceae
Biji buah bintaro memiliki ciri khas berongga, bergetah putih, berbunga corong, dan buah berpasangan. Getah bintaro bernilai ekonomis tinggi. Getahnya diperoleh dengan cara disadap. Bintaro dijadikan sebagai tanaman peneduh dan biasanya tumbuh di hutan pantai atau hutan mangrove. Jenis lain yang satu suku dengan bintaro adalah jelutung (Dyera costulata), pulai (Alstonia scholaris), Alstonia angustiloba, alamanda (Allamanda cathartica), dan lain-lain.

40.  Sawo duren ( Chrysophyllum cainito ), suku Sapotaceae
Merupakan tempat peristirahatan setelah melakukan + ½ dari perjalanan. Sawo duren memiliki ciri khusus yaitu, pada bagian permukaan bawah daunnya berwarna keemasan, dan dijadikan sebagai tanaman hias.
41.  Balam ( Palaquium gutta ), suku Sapotaceae
Memiliki batang lurus, silindris, berbanir segitiga, merupakan penghasil kayu balam, getahnya disadap dapat dijadikan cinderamata seperti dijadikan perahu-perahuan. Tumbuh di daerah Kalimantan.
42.  Nyatoh ( Payena leerii ), suku Sapotaceae
Bergetah putih, pola percabangan ketapang (terminalia branching system), dengan pola percabangan batangnya simpodial, umumnya tumbuh di daerah tropika. Tanaman ini mirip dengan tanaman merawan dan ficus. Bedanya, ficus memiliki daun penumpu sementara nyatoh tidak, dan nyatoh bergetah putih dan merawan tidak. Daun berseling satu bidang.

43.  Sawo kecik ( Manilkara kauki ), suku Sapotaceae
Tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman peneduh dan sebagai bahan ukiran. Kulit batang dari pohon sawo kecik berwarna hitam.
44.  Pala ( Myristica fragrans ), suku Myristicaceae
Buahnya hijau, arillus menjala, merah, warna biji kelihatan, mengandung senyawa myristin yang dapat menyebabkan kantuk.
45.  Mendarahan ( Knema laurina ), suku Myristicaceae
Memiliki tangkai berwarna cokelat, tata daunnya berseling satu bidang, memiliki arillus dimana arillus bagian atas menjala, arillus bagian bawah penuh.
46.  Kakao (Theabroma cacao), suku Sterculiaceae
Bijinya digunakan sebagai bahan baku coklat.
47.  Cola ( Cola acuminate ), suku Sterculiaceae
Pohon ini berasal dari Amerika yang bijinya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan minuman cola.. Kata ‘acuminata’  menyatakan sifat ujung daun yang meruncing. Getah tanaman suku ini berwarna kuning dan daunnya tebal kaku.
48.  Dungun ( Heritiera littoralis ), suku Sterculiaceae
Tumbuh di hutan pantai atau terpencar di belakang hutan payau, memiliki tunas, bagian bawah daun berwarna abu-abu keperakan, dan daunnya mengkilap.
49.  Kepuh ( Sterculia foetida ), suku Sterculiaceae
Tumbuh di daerah pantai, dan menghasilkan buah bumbung.
50.  Nyamplung ( Calophyllum inophyllum ), suku Clusiaceae
Pohonnya bergetah kuning, tata daunnya berhadapan, helaian daun tebal, kaku, bunga beraturan, kepala putik berbentuk perisai (peltata).
51.  Gandaria ( Bouea oppositifolia ), suku Anacardiaceae
Daun bersifat oppositifolia dan buah edulis (dapat dimakan).
52.  Glutta wallichii, suku Anacardiaceae
Memiliki getah dimana getahnya beracun dan dapat menyebabkan gatal-gatal.
53.  Suku Dipterocarpaceae
Famili ini memiliki ciri khas batang cenderung silindris. Jenis-jenisnya antara lain; Shorea leprosula (buah bersayap tiga, daun penumpu tidak mudah rontok), Shorea pinanga (meranti merah, seperti pinang), Shorea multiflora (nama daerah meranti kuning, permukaan bawah daun berwarna kekuning-kuningan), Shorea javanica (damar mata kucing) bernilai tinggi, Dipterocarpus trinervis (nama daerah keruing, daun penumpu berwarna merah dan mudah rontok, tepi daun bergelombang, mendominasi hutan hujan dataran rendah serta tersebar di kawasan Tropika Asia), Resak (Vatica bantamensis, tanaman langka, dan merupakan endemik Banten, Jawa Barat), Kamper (Dryobalanops spp., buah bersayap lima sama panjang).
54.  Gaharu ( Aquilaria malacensis ), suku Thymelaceae
Memiliki komposisi daun tunggal, tata daunnya alternate, mengeluarkan gumpalan hitam yang merupakan hasil infeksi penyakit.
55.  Pohon “Jodoh”
Terdiri dari dua pohon besar yang letaknya berdampingan dan umurnya tua. Pohon meranti merah ( Shorea leprosula ) dianggap sebagai jantan dan Ficus albipila sebagai betina, dimana pohon ini dijadikan sarang lebah madu.
56.  Teratai Raksasa ( Victoria amazonica )
Teratai ini berasal dari hutan rawa Amazon. Tanaman ini memiliki daun lebar bulat dan tebal. Beberapa daun mengapung dan tumbuh dari bongkol yang sama. Daun mengapung dengan keseimbangan yang baik, bahkan dapat menampung berat mencapai 25 kg.
57.  Rhaphidophora sylvestris
58.  Polialtia latteriflora
Tanaman ini memilliki buah berwarna merah dan pohon berbentuk gelondong.
59.  Ki burahol ( Stelechocarpus burahol ), suku Annonaceae
Ki burahol merupakan anggota dari suku Annonaceae yang tergolong tanaman langka dan biasanya digunakan oleh puteri keraton untuk menghilangkan bau badan. Bunga atau buah pohon ini terletak pada batang utama (cauliflora). Pohon-pohon yang ada di Kebun Raya Bogor pada dasarnya merupakan tanaman langka yang harus dilestarikan.
Stelechocarpus burahol






Tidak ada komentar:

Posting Komentar